Minggu, 03 April 2016

KEPRIBADIAN YANG SEHAT (ABRAHAM MASLOW)

ABRAHAM MASLOW

Seagaimana yang kita ketahui Maslow sangat terkenal dengan teori kebutuhan, yang mana ada 5 teori piramida kebutuhan tersebut, 


Abraham Harold Maslow lahir April 1, 1908 di Brooklyn, New York. Dia adalah yang pertama dari tujuh anak yang lahir dari orang tuanya, yang sendiri adalah imigran Yahudi tidak berpendidikan dari Rusia. Orang tuanya, berharap untuk yang terbaik bagi anak-anak mereka di dunia baru, mendorongnya keras untuk keberhasilan akademis. Tidak mengherankan, ia menjadi sangat kesepian sebagai anak laki-laki, dan menemukan perlindungan di buku. 


Untuk memenuhi orang tuanya, ia pertama kali belajar hukum di City College of New York (CCNY). Setelah tiga semester, ia dipindahkan ke Cornell, dan kemudian kembali ke CCNY. Ia menikah Bertha Goodman, sepupu pertamanya, melawan orang tuanya keinginan. Abe dan Bertha melanjutkan untuk memiliki dua anak perempuan. 

Dia dan Bertha pindah ke Wisconsin sehingga ia bisa belajar di University of Wisconsin. Di sini, ia menjadi tertarik pada psikologi, dan tugas sekolah mulai membaik secara dramatis. Dia menghabiskan waktu di sana bekerja dengan Harry Harlow, yang terkenal dengan eksperimen dengan monyet rhesus bayi dan perilaku lampiran. 

Dia menerima gelar BA pada tahun 1930, MA pada tahun 1931, dan gelar PhD pada tahun 1934, semua dalam psikologi, semua dari University of Wisconsin. Setahun setelah lulus, ia kembali ke New York untuk bekerja dengan E. L. Thorndike di Columbia, di mana Maslow menjadi tertarik dalam penelitian tentang seksualitas manusia. 

Ia mulai mengajar penuh waktu di Brooklyn College. Selama periode ini dari hidupnya, ia datang ke dalam kontak dengan banyak cendekiawan Eropa yang berimigrasi ke Amerika Serikat, dan Brooklyn pada khususnya, pada saat itu - orang-orang seperti Adler, Fromm, Horney, serta beberapa Gestalt dan Freudian psikolog. 

Maslow menjabat sebagai ketua departemen psikologi di Brandeis dari 1951 hingga 1969. Sementara di sana ia bertemu Kurt Goldstein, yang berasal ide aktualisasi diri dalam bukunya yang terkenal, The Organism (1934). Itu juga di sini bahwa ia mulai perang salib untuk psikologi humanistik - sesuatu yang pada akhirnya jauh lebih penting baginya daripada teori sendiri. 

Dia menghabiskan tahun terakhirnya di semi-pensiun di California, sampai, pada tanggal 8 Juni 1970, ia meninggal karena serangan jantung setelah bertahun-tahun sakit.

Teori Maslow



Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur makanan.
Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan cukup dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan hilang. Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya mual. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya. Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.

Kebutuhan Akan Rasa Aman

Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitasketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perangterorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain.
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.

Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang

Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya. Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.
Kebutuhan Akan Penghargaan
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. 
Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan statusketenarankemuliaanpengakuan, perhatian, reputasiapresiasimartabat, bahkan dominasiKebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.
Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi.Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak muda di Brandeis memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri


Sifat-sifat Pengaktualisasian Diri
  1. Mengamati Realitas Secara Efisien
  2. Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri
  3. Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran.
  4. Fokus pada masalah-masalah diluar diri mereka
  5. Kebutuhan akan privasi dan independensi
  6. Berfungsi secara otonom
  7. Apresiasi yang senantiasa segar
  8. Pengalaman-pengalaman mistik atau puncak
  9. Minat sosial
  10. Hubungan Antarpribadi
  11. Struktur watak demokratis
  12. Perbedaan antara sarana dan tujuan
  13. Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan
  14. Kreativitas
  15. Resistensi terhadap Inkulturasi
dari hal diatas jelas, bahwa kepribadian yang sehat menurut maslow adalah Orang yang mengaktualisasi-kan diri, yang terdapat di puncak / ke-5 dari piramida kebutuhan tersebut, yang untuk mendapatkannya harus dimulai dari fase paling bawah.

Ref:
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_hierarki_kebutuhan_Maslow
http://webspace.ship.edu/cgboer/maslow.html (Copyright 1998, 2006 by C. George Boeree)
Schultz. Duanae, Psikologi Pertumbuhan (Terjemahan), PT Kanisius, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar