Senin, 14 Maret 2016

ANALISIS GOOD DOCTOR (MENTAL HEALTH)


TUGAS SOFTSKILL MENTAL HEALTH:
RIVANDANI RIVERIO (19514552)
RESTU MAULANA IRFAN (19514098)
KELAS : 2PA08
GOOD DOCTOR
http://i1099.photobucket.com/albums/g391/deekutudrama/Good%20Doctor/gd01/001.jpg
Sinopsis Good Doctor:
Drama ini akan menceritakan tentang bedah anak terbaik di rumah sakit Sungwon Korea. Park Shi On (Joo Won) adalah pemuda yang menderita savant syndrome yang berusaha menjadi ahli bedah anak. Kim Do Han (Joo Sang Wook) adalah seorang dokter bedah anak terbaik di Korea.. Ketika Park Shi On kecil, dia berbeda dengan anak kecil lainnya yang menderita savant syndrome. Anak2 seumurannya tidak ada yang mau bermain dengannya. Shi On hanya bermain dengan kakak laki2nya dan kelinci yang dia punya.. Suatu hari kakak Shi On membuat perjanjian dengan anak2 kecil lainnya untuk mengajak Shi On bermain dengan syarat Shi On dan kakaknya mau mengambilkan mereka mainan yang ada di bawah bangunan tua. Ketika mereka berdua masuk, bangunan itu runtuh, Shi On dapat diselamatkan oleh dokter Choi Woo Seok (Cheon Ho Jin) yang bertugas sebagai tim penyelamat sementara itu kakak Shi On tidak bisa diselamatkan...
Semenjak itulah Shi On sering berkunjung ke klinik dokter Choi Woo Seok untuk menghabiskan waktu membaca buku kedokteran. Dokter Choi dengan cepat menyadari jika Shi On mempunyai kemampuan luar biasa. Beberapa tahun kemudian Shi On pindah ke Seoul untuk bekerja di rumah sakit Sungwon. Di stasiun Shi On menolong anak kecil yang terluka terkena pecahan kaca. Shi On kemudian memberi pertolongan pertama dan ikut mengantar ke rumah sakit Sungwon. Setelah tiba di rumah sakit, anak tersebut langsung dioperasi oleh dokter Kim Do Han dan Kim Do Han menyadari bahwa orang yang telah memberikan pertolongan pertama tersebut sangat luar biasa..

Dokter Choi Woo Seok telah bekerja di rumah sakit Sungwon sebagai direktur dirinya tengah melakukan presentasi untuk menyarankan Shi On agar direkrut sebagai dokter baru di rumah sakit Sungwon, namun banyak yang tidak setuju karena Shi On menderita autis dan meragukan kemampuannya.. Akan tetapi video yang memperlihatkan Shi On menyelamatkan anak kecil di stasiun membuat para dokter menerima Shi On di   rumah sakit Sungwon dengan syarat apabila dalam waktu enam bulan Shi On membuat masalah, dokter Choi Woo Seok siap bertanggung jawab mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur.. Dokter Choi Woo Seok juga meminta dokter Kim Doo Han membimbing Shi On.. Kim Do Han yang tidak menyukai Shi On tidak bisa menolaknya karena dia sudah menganggap dokter Choi seperti ayahnya..

Pada waktu Shi On pulang ke tempat tinggalnya yang merupakan komplek perumahan para dokter, Shi On bertemu dengan Cha Yoon Seo (Moon Chae Won) yang tiba2 saja masuk ke rumahnya membuka pakaian, dan langsung tertidur. Yoon Seo juga seorang dokter bedah di Sungwon, dia dalam keadaan mabuk dan salah memasuki rumah.Keesokan paginya, Yoon Seo meminta maaf kepada Shi On namun diacuhkan, di rumah sakit Yoon Seo menyadari bahwa Shi On dokter baru yang menderita savant syndrome.

Analisis Film Good Doctor :
Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas dan kadang-kadang telah dapat dideteksi sejak bayi berusia 6 bulan. Deteksi dan terapi sedini mungkin akan menjadikan si penderita lebih dapat menyesuaikan dirinya dengan yang normal. Kadang-kadang terapi harus dilakukan seumur hidup, walaupun demikian penderita Autisme yang cukup cerdas, setelah mendapat terapi Autisme sedini mungkin, seringkali dapat mengikuti Sekolah Umum, menjadi Sarjana dan dapat bekerja memenuhi standar yang dibutuhkan, tetapi pemahaman dari rekan selama bersekolah dan rekan sekerja seringkali dibutuhkan, misalnya tidak menyahut atau tidak memandang mata si pembicara, ketika diajak berbicara. Karakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap kelainan ini adalah kesulitan membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi serta perasaan orang lain. Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang merupakan bagian dari Kelainan Spektrum Autisme atau Autism Spectrum Disorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung Gangguan Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD). Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini termanifestasi pada perilaku penyandang autisme.Autisme adalah yang terberat di antara PDD.
Gejala-gejala autisme dapat muncul pada anak mulai dari usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia maksimal tiga tahun. Penderita autisme juga dapat mengalami masalah dalam belajar, komunikasi, dan bahasa. Seseorang dikatakan menderita autisme apabila mengalami satu atau lebih dari karakteristik berikut: kesulitan dalam berinteraksi sosial secara kualitatif, kesulitan dalam berkomunikasi secara kualitatif, menunjukkan perilaku yang repetitif, dan mengalami perkembangan yang terlambat atau tidak normal.
    GEJALA ANAK AUTIS
Autisme ditandai oleh Gejala Anak Autis, antara lain :
Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya
Tidak bisa bereaksi normal dalam pergaulan sosialnya
Perkembangan bicara dan bahasa tidak normal (penyakit kalinan mental) pada anak autistic children) Reaksi/pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang-ulang dan tidak padan.

Ciri Anak Autis
Gangguan ini diagnosa tergantung kemampuan dan pengulangan klinis yang
diperiksa oleh instrument yang bisa mengukur autisme yang belum ada
sejak  bayi. Ada beberapa ciri yang menunjukkan timbulnya resiko
autisme, seperti :

 1. Pengertian bahasa reseptif maupun ekspresi yang rendah.
 2. Bahasa tubuhnya yang kurang kita pahami.
 3. Interaksi sosial yang kurang.
 4. Tidak berinteraksi bila namanya kita panggil.
 5. Sejak umur satu tahun anak lebih jelas menunjukkan gangguan komunikasi dan berbahasa.
 6. Ekspresi wajah yang kurang hidup sejak mendekati usia 12 bulan.
 7. Tempramen yang passif pada usia 6 bulan yang diikuti dengan iritabilitas yang cukup tinggi.
 8. Tidak mau tersenyum jika diajak bicara.
 9. Melakukan gerakan yang sama dan berulang-ulang kali.
10. Cepat marah dengan hal-hal yang sepele.
11. Menghindari kontak mata atau sentuhan fisik.

PERILAKU
Ciri anak autis mempunyai gejala yang dinilai dari segi perilaku adalah
sikap dan bagaimana perilaku mereka sehari-hari, gejala umum anak autis
adalah :
Melakukan gerakan tertentu dengan berulang dan pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan.
Pendiam, namun juga ada anak autis yang lebih hiperaktif. Kadang mereka tertawa, menangis atau juga marah namun penyebabnya tidak diketahui.
Tidak bisa fokus dengan sesuatu, baik pada benda atau juga pada suatu perkataan orang lain. Dan hal ini pada akhirnya akan menyebabkan mereka menjadi susah untuk menangkap arti atau makna dari suatu hal.
Jika mereka sedang bermain, biasanya mereka akan melakukan permainan dengan cara yang sama. Bahkan banyak para ahli yang menilai bahwa anak autis kurang mempunyai tingkatan kreativitas dan kurang bisa menggunakan daya imajinasi yang mereka miliki.

DAFTAR PUSTAKA
 a b c (Inggris)Klin, Ami; Jones, Warren; Schultz, Robert; Fred, Volkmar; Cohen, Donald (2002). "Defining and Quantifying the Social Phenotype in Autism" (PDF). American Journal of Psychiatry 159: 895–908. Diakses tanggal 2 Juli 2013.
(Inggris) Dear Abby: Is Autism a Mental Illness?, Psychology Today. Diakses pada 3 Juli 2013.
Pengertian, Autisme.or.id. Diakses pada 2 Juli 2013.
 (Inggris) Diagnostic Criteria, Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2 Juli 2013.
http://cirianakautis.com/


Jumat, 11 Maret 2016

KONSEP SEHAT BERDASARKAN : EMOSI, INTELEKTUAL,SOSIAL, FISIK, DAN SPIRITUAL

RIVANDANI RIVERIO (19514552 / 2PA08)
 
KESEHATAN MENTAL

Seseorang bisa dikatakan sehat apabila secara raga dan jiwanya sehat, jika raga seseorang sehat tapi jiwanya tidak, sama saja seperti orang yang sakit. Jiwa yang dimaksudkan disini adalah psikis seseorang, termasuk mentalnya. Itu mengapa adanya kesehatan mental. Karena untuk menjadi sehat secara utuh diperlukan tidak hanya sehat fisik tapi juga sehat mental.
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Dan menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan. WHO pun mendefenisi tentang sehat. Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957, konsep sehat didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Sementara konsep WHO tahun 1974, menyebutkan Sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai ketahanan “jasmaniah, ruhaniyah dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunannya, dan memelihara serta mengembangkannya.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.Mental hygiene merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan pencegahan dari kemungkinan timbulnya kerusakan mental atau mal adjusment.
Apa konsep sehat berdasarkan emosi, intelektual, sosial, fisik, dan spiritual ?

1. EMOSI
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.[1] Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian.[2] Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.[1].
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,hal yang begitu saja terjadi dalam hidup kita. Misalnya bila kita mepunyai perasaan marah, takut, sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan dll sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi pada kita.Munurut Daniel Golemen, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

2. INTELEKTUAL
Kesehatan intelektual adalah suatu dimana seseorang mampu mengendalikan kecerdasannya untuk berfikir, berfikir baik maupun buruk. kesehatan intelektual sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun memecahkan problem yang di hadapi.Seseorang yang sehat secara Intelektual mempunyai tujuan hidup yang jelas. Ia menuliskan apa saja tujuan hidupnya (jangka pendek dan jangka panjang) dan segera melakukan ACTION dalam cara menggapai tujuannya. Orang yang sehat secara intelektual dengan sendirinya akan sehat secara emosional, karena daya pikirnya yang luas. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang sehat secara  intelektual adalah  seseorang yang rendah hati, tidak sombong, mau belajar dan dapat sangat menghargai orang lain.

3. SOSIAL
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial,ekonomi,politik dan sebagainya serta saling toleran dan menghargai . Kesehatan sosial adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya, sehingga mampu untuk hidup bersama dengan masyarakat lingkungannya.

4. FISIK
Kesehatan fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan fungsinya tidak ada gangguan sehingga memungkinkan perkembangan psikologi dan sosial dapat melakukan kegiatan sehari -hari dalam kondisi yang baik atau optimal.Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi)dalam mempertahankan kesehatannya.

5. SPIRITUAL
Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan – aturan agama yang dianutnya .


Konsep-konsep kesehatan dikembangkan berdasarkan :
Dimensi Emosional

Menurut Goleman emosional merupakan hasil campur dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang.
Dimensi Intelektual
Memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, yang dapat memecahkan masalah tersebut. Misalnya ,berhenti sejenak dan memijit pada bagian kaki yang keseleo saat bermain futsal.
Dimensi Fisik
Suatu kondisi tubuh yang di haruskan dengan kondisi tubuh sehat.
Dimensi Sosial
Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi dengan baik
Dimensi Spiritual
Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing. 

Daftar Pustaka:
http://www.smallcrab.com/kesehatan/595-empat-aspek-kesehatan-manusia
http://doktersehat.com/psikologi-kesehatan-mental/
https://id.wikipedia.org/wiki/Emosi#cite_note-reaksi-1
http://samueliverpudlian.blogspot.co.id/2013/04/kesehatan-mental-dari-berbagai-aspek.html
https://dithafitriyan.wordpress.com/2015/03/26/konsep-sehat-berdasarkan-emosi-intelektual-sosial-fisik-spiritual/