ADITYA FADILAH R
RESTU MAULANA IRFAN
RIVANDANI RIVERIO
2PA08
KESEHATAN MENTAL
STRES KERJA DITINJAU DARI SHIFT KERJA PADA KARYAWAN
Hasil Analisis Jurnal :
Menurut Maurits
& Widodo (2008),
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan shift kerja, yaitu:
1. Pergantian shift kerja sebaiknya dengan pola rotasi maju dengan waktu rotasi kurang dari 2 minggu dan dengan waktu libur rata-rata 2 hari/perminggu.
2. Lama shift kerja sebaiknya tidak lebih dari 8 jam, jika lebih dari jam tersebut beban kerja sebaiknya dikurangi.
3. Pada pekerja dengan shift malam dianjurkan ada waktu tidur
siang sebelumnya dan bila melaksanakan
pekerjaan dengan pertimbangan khusus
sebaiknya dilaksanakan sebelum jam 4 pagi agar kesalahan
dapat dikurangi.
4. Aspek demografis seperti jenis kelamin dan umur perlu diperhatikan dalam
penyusunan shift kerja.
Stres adalah keadaaan
yang bersifat internal, yang disebabkan oleh tuntutan fisik
(badan) atau lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol (Morgan & King, dalam Umam, 2010). Stres
juga dapat berarti respon dari diri
seseorang terhadap tantangan fisik maupun mental
yang datang dari dalam atau luar
dirinya (Nasrudin,2010). Stres merupakan
tanggapan seseorang terhadap perubahan dilingkungan yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancambaik
secara fisik maupun mental.Setiap orang
memiliki tingkatan toleransi tertentu
pada tekanan di setiap waktunya, yaitu kemampuan untuk mengatasi atau tidak mengatasinya (Anoraga, 2009).
definisi diatas
maka stres kerja didefinisikan
sebagai suatu keadaan atau kondisi yang dirasakan karyawan dimana
tuntutan pekerjaan melebihi
kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat menimbulkan berbagai
macam reaksi berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku.
Jurnal ini menggunakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Yang tujuannya yaitu untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,
1983). Sesuai dengan tujuan tersebut
maka penelitian ini bertujuan
untuk menguji perbedaan stres kerja ditinjau
dari shift pagi, siang dan malam.
Subjek penelitian :
1. karyawan bagian produksi PT. UNISEM Muka
Kuning, Batam yang berjumlah 300 orang.Peneliti mengambil sampel 50% dari jumlah
populasi yaitu sekitar 150 orang
2. usia 20 – 40 tahun,
karena dianggap masih produktif untuk bekerja shift, baik pagi maupun malam
3. lama bekerja minimal 2 tahun,
karena karyawan yang bekerja
selama 2 tahun sudah beradaptasi dengan baik pada
pekerjaannya.
Variabel dan Instrumen Penelitian
Variabel terikat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah stres kerja. Stres kerja merupakan suatu kondisi yang dirasakan karyawan dimana tuntutan
pekerjaan (stressor kerja)
melebihi kemampuan yang dimiliknya sehingga
dapat menimbulkan berbagai
macam reaksi berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah shift kerja. Shift
kerja merupakan penjadwalan jam kerja pada karyawan baik secara tetap maupun
bergilir yang dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas yang lebih tinggi.
Skala yang digunakan yaitu skala stres kerja yang di susun oleh Ika Febriani (2012),sejumlah 35 item.Skala ini disusun berdasarkan aspek- aspek stres kerja menurut Beehr & Newman (dalam Umam, 2010), seperti :
a. Gejala fisiologis, yang ditandai dengan meningkatnya detak jantung, menimbulkan sakit kepala, gangguan pada kulit, lelah secara fisik
b. Gejala psikologis
yang ditandai dengan ketegangan, kecemasan, mudah marah, suka
menunda-nunda, kebingungan
c. Gejala perilaku yang ditandai dengan perubahan produktifitas, gelisah, absensi, salah mengambil
keputusan, gangguan tidur, kinerja
rendah.
Prosedur dan Analisa Data
Penelitian
Penelitian di lakukan di PT. UNISEM Batam pada tanggal 20 Mei 2013 sampai dengan
tanggal 21 mei 2013, pelaksanaan penelitian selama 2 hari. Penyebaran skala yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan sistem shift perusahaan. Setelah itu, peneliti melakukan proses perhitungan uji validitas dan reliabilitas skala stres kerja. Analisa validitas item skala gejala stres kerja setelah
penelitian terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.Rangkuman Analisa Validitas dan Reliabilitas Skala Gejala Stres
Kerja Setelah Penelitian
Aspek Indeks Validitas Alpha Cronbach
1.
Gejala Fisiologis 0,390 -
0,612 0,813
2.
Gejala Psikologis 0,344 – 0,575 0,832
3.
Gejala Perilaku 0,319 – 0,624 0,816
Berdasarkan rangkuman
validitas tersebut menunjukkan bahwa semua aspek valid yang terdiri
dari 35 item valid. Dari hasil perhitungan reliabilitas terhadap item, di peroleh
koefisien tiap faktor
dimana semua item dalam skala
gejala stres kerja adalah reliabel
dan reliabilitas keseluruhan pada skala stres kerja yaitu 0,926. Hal ini menunjukkan
bahwa alat ukur skala stres kerja reliabel karena alpha cronbach> 0,8 (Azwar,2004).Setelah data kasar di lapangan
terkumpul. Peneliti
mulai melakukan proses skoring yang kemudian akan di analisa dengan menggunakan program SPSS 12.00 untuk melakukan proses perhitungan uji validitas dan reliabilitas dan mengujiapakah ada perbedaan stres kerja antara shift pagi, shift siang
dan shift malam.
Hasil Penelitian
Shift malam memiliki tingkat
stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan shift pagi dan siang. Sedangkan stres terendah berada pada shift siang
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang penyedia perakitan semikonduktor yaitu merakit IC yang merupakan komponen elektronik.IC merupakan
sebuah rangkaian berbentuk chip kecil. Oleh karena itu pembuatanya butuh ketelitian
dengan menggunakan mikroskop (underscope) sehingga karyawan yang bekerja
pada shift malam merasa lebih kesulitan, tegang dan takut terjadi kesalahan
perakitan karena pekerjaan yang dilakukan membutuhkan ketelitian yang ekstra.
Hal ini menjawab teori
bahwa stres merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami ketegangan karena adanya
kondisi-kondisi yang mempengaruhi dirinya. Stres juga dapat berarti respon dari diri seseorang terhadap
tantangan fisik maupun mental yang datang dari dalam atau luar dirinya (Nasrudin,2010).
Kelemahan jurnal ini:
Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang menjadikan
Peneliti hanya berfokus pada penyebaran skala, dan tidak melakukan pengamatan secara langsung terhadap para pekerja tersebut
Kelemahan jurnal ini:
Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang menjadikan
Peneliti hanya berfokus pada penyebaran skala, dan tidak melakukan pengamatan secara langsung terhadap para pekerja tersebut
Ref
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/1775/1863